Sabtu, 01 Februari 2020

Masih Relevankah Arisan



Gambar dari sini 
 

Di setiap lingkungan pasti selalu ada kegiatan arisan. Arisan itu seperti sudah menjadi bagian gaya hidup . Coba deh lihat di setiap banyak lingkungan pasti ada kelompok arisan. Mulai dari kelompok arisan yang sederhana sampai arisan dengan jumlah uang yang fantastis. Itu semua juga tergantung siapa orang-orang yang ada dalam kelompok arisan .Memang salah satu alasan dibentuknya kelompk arisan sih adalah silaturahmi, agar dalam lingkungan kita saling mengenal satu sama lainnya. Biasanya sih memang tujuan awalnya seperti itu. Tapi kadang embel-embel arisan malah jadi mengembang ke arah yang seharusnya menjadi ajang sialturahmi, malah jadi ajang ghibah, jadi ajang pamer, jadi ajang jualan. Kapan ya aku pertama kali arisan? Sepertinya saat setelah menikah. Sebelumnya tak petnah ikut arisan atau jaman itu belum ada arisan ya, kurang tahu juga.

Pertama ikutan ya di komplek perumahan tempat tinggalku. Sistimnya yang dapat bulan ini akan ketempuhan untuk menjadi tempat arisan berikutnya. Jadi arisan dilakukan di rumah anggota secara bergiliran. Ternyata sistim gini akhirnya ditinggalkan, kenapa? Wong kalau ketempatan malah repot banget menyediakan konsumsi. Kalau sedikit atau kurang kan malu, makanya untuk konsumsi kadang jadi butuh biaya yang besar. Jadi apalah artinya dapat arisan kalau bulan depannya harus mengeluarkan  uang yang banyak jadi membebankan sama yang mendapat giliran . Akhirnya diputuskan arisan dilakukan di  mushola dengan konsumsi camilan yang dibungkus plastik. Biasanya ada 2 macam dan satu aqua gelas. Tapi itupun akhirnya ditiadakan, karena sering mubazir. Karena kalau yang gak dateng sedikit akhirnya banyak yang gak habis. Arisannya juga dibandrol tak terlau mahal yang semua mampu dengan tujuan agar semau bisa ikutan arisan. Tapi ada saja yang usul kalau diadakan juga arisan dengan nominal yang lebih besar. Lah, awalnya katanya segitu agar semua bisa ikut arisan, loh kok ada permintaan seperti ini, jadinya aneh kan? Sebetulnya aku sih kurang setuju , kenapa? Karena kaya jadi ada perbedaan . kalau arisan sebagai ajang silaturahmi ya jangan ada lagi arisan dalam arisan lagi. Jadi kesannya yang ambil dua arisan lebih wah gitu. Kalau alasan buat nabung kan bisa nabung di bank. Jadi gak ada perbedaan lagi . Nah, ibu-ibu itu memang doyan ngomong sampai kadang ada yang bicara di depan saja gak serius dengerin . Agak seneng juga ada yang usul kalau saat arisan ada yang mau berbagi ilmu agar arisan bemanfaat. Wah , aku jadi rada senang nih, arisan bukan diisi dengan hanya omong kosong belaka. Tapi kenyataannya setiap ada yang berbagi ilmu , eh malah ibu-ibunya asyik ngobrol sendiri. Akhirnya hanya omongan belaka untuk mengisi dengan yang manfaat. Kenyataannya nol besar.

Lain di sekolah anak-anakku, aku gak ikut arisan, karena memang aku jarang ke sekolah anak, karena aku bekerja. Kalau di sekolah ada yang lucu juga ya, jadi arisannya ada arisan bulanan dan arisan mingguna. Entah kenapa begitu. Tapi sepengetahuan aku sih, arisan yang mereka dapat seringkali akhirnya digunakan hal yang mubasir. Pernah aku datang ke sekolah, ada yang dapat arisan malah jadi bahan untuk minta ditraktir. La, jadi kalau arisan alasan ikut arisan untuk nabung jadi salah kaprah dong. Kalau di tempat ngajarku juga ada arisan sekedar untuk senang-senang ada manfaatnya. Karena bukan ajang silaturahmi, karena tiap hari juga sudah ketemu.

Lain di kantor suamiku, juga ada arisan. Nah, dilihat datang buka arisan dan sudah begitu saja. Sekali lagi , agar ada manfaatnya ada yang berbagi ilmu, ini juga gak ada faedahnya , karena ibu-ibu hanya sekedar denger , bahkan malah asyik ngobrol sendiri . Jadi aku mau memberdayakan ibu-ibu juga susah, kalau yang niat saja gak ada. Pernah sih aku mendatangkan teman yang pandai membuat tas dari sampah yang hasilnya bagus sekali. Tapi respon ibu-ibu juga sama sekali gak ada . Bahkan yang coba bikin juga sedikit sekali. Jadi suka gak ngerti saja, ibu-ibu itu mau datang untuk bisa dapat sesuatu yang bermanfaat atau hanya  ingin mengobrol saja. Kalau kata aku sih , kalau dilihat ya hanya ingin ngobrol saja. Arisan , biasanya yang dapat dikocok terlebih dulu. Kalau namanya keluar itu yang dapat. Tapi ada saja yang bilang minta keluar dulu karena butuh. Dan itu memang diperbolehkan dengan alasan kemanusiaan. Nah, kalau aku karena jarang datang, jadi dapat arisan selalu terakhir . Tapi gak apa, jadi menabungnya benar-benar .

Nah, kalau di kantor suami kan dipotong gaji suami, jadi mau gak mau pasti semua bayar. Seringkalai kalau yang sudah dapat, sukanya susah bayar . Apalagi kalau ada orang yang jarang datang , seringkali kasih uangnya lupa dan kasihan yang ngurus arisan harus datang menagih. Makanya aku juga gak setiap ada arisan ikut. Hanya arisan yang memang wajib ikut karena alasan tertentu. Seperti di kantor suami, arisan dengan tetangga. Yang lainnya aku jarang ikutan. Jadi sebetulnya arisan itu masih relevankah?

36 komentar:

Okapi note mengatakan...

sebenarnya kegiatan arisan itu menurutku sama sekali tidak menguntungkan sama sekali. kegiatan ibu-ibu kumpul kocok arisan juga sama sekali gak ada faedahnya yang ada malah gibah wkwkwk. Selama saya kuliah sampai kerja sekarang juga masih tetap ikutan arisan karena pandanganku arisan itu cuma simpen uang seperti layaknya tabungan yang kalau udah kumpul bisa digunakan untuk tujuan tertentu. tapi kalau anggotanya tidak konsisten lebih baik jangan ikut juga sih. selama ini saya lebih percaya dengan arisan di kantor dimana setiap hari gajian semuanya harus setor. tapi, kalau merasa arisan jadi beban lebih baik jangan ikutan juga sih.

Blogger Surabaya | Rey - reyneraea.com mengatakan...

Saya nggak pernah ikut arisan sih, bahkan arisan keluarga sekalipun :D
Dulu waktu kerja pernah arisan, eh tepatnya nabung bersama sih, buat hang out bareng-bareng sekantor :D

Tira Soekardi mengatakan...

okapinote,betul sekali, walau banyak yang bilang untuk silaturahmi tp kenytaannya jauh dari itu

Tira Soekardi mengatakan...

ceritabangale, iya suka bermasalah kalau anggotanya ada yang sulit bayar, kalau sudah dapat juga jadi susah bayar

Tira Soekardi mengatakan...

pinginnya aku juga begitu mbak reyne, tapi kadang suka gak enakan hati

Annafi mengatakan...

Menurutku arisan cuma alasan untuk ngumpul bareng. Kalau nggak dekat nggak klop diajak arisan aku ga ikutan.. malas aja dengerin gibahan orang 🤭

Kisah Foto mengatakan...

Kalau di tempat saya sih nggak ada arisan, adanya PKK... Hehehe... Dulu ada sih yang ngadain arisan gitu, tapi udah nggak terdengar lagi... :D

PWWidayati mengatakan...

ikut arisan keluarga tapi udah ditanggung sama keluarga di kampung wkwkwkwk, ada juga sih arisan wirid, gunanya untuk orang yang ketanggungan wirid dibantu biaya dari arisan gak perlu kocok gak perlu kumpul hihihi. Kalau arisan yang lain udah gak ikut mbak, dilarang sama suami wkwkwkwk

Tira Soekardi mengatakan...

nah itu dia mbak annafi, sampingannya yang bikin gak betah, aku juga ikutan yg wajib saja spt arisan di kantor suami

Tira Soekardi mengatakan...

kisa foto , wah baguslah kalau pkk , itu bukannya kegiatan buat ibu2 agar berdaya kan

Tira Soekardi mengatakan...

oh gitu ya mbak widayati, aku juga ikutan arisan karena yang wajib saja

innoviebercerita mengatakan...

Aku sekarang ikut dua arisan. Arisan tukin kantor, sama arisan darma wanita. Yang tukin kantor enak cuma diundi tiap awal bulan trus ambil duit, ga ada ceremony apapun, wkwk. Yang darma wanita jelas harus pertemuan dan kadang ada yang ngasih materi juga. Plus ada makan-makan, hehe

Rahman Kamal mengatakan...

ibu saya masih sering ikut arisan,, di desa-desa pun masih sering diadakan arisan rutin. Kalo kata orang-orang sih bisa jadi sumber dana dadakan gitu :)

Ria Bilqis mengatakan...

Saya ikut arisan di lingkungan RT, ditawarin juga ,ikutbarisan RW haduhhh pusing kalo kebanyakan arisan jadi saya rolak saja. Dapatnya gak seberapa cuma untuk jalin silahturahmi saja.

CREAMENO mengatakan...

Saya belum pernah ikut arisan mba, jadi belum tau plus minusnya based on pengalaman personal. Paling hanya belajar dari pengalaman orang-orang sekitar saya :D

Menurut saya arisan memang nggak ada bedanya dengan menabung hehehe, jadi saya prefer menabung saja :)

Tira Soekardi mengatakan...

iya innovie, berarti yang wajib saja ya, sama dg saya

Tira Soekardi mengatakan...

ya mas rahman asal penggunaannya bukan untuk konsumtif ya

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak ria, kalau trellau banyak juga susah ya , kalau mau nabung mah di bank saja

Tira Soekardi mengatakan...

creameno, wah lebih baik begitu saja

Mega Marlina mengatakan...

Aku dah gak ikut sama sekali arisan apapun mb. Khawatir mengarah ke akad hutangnya kalau dpt duluan.

Tira Soekardi mengatakan...

oh begitu ya mbak mega

rahmabalci mengatakan...

tahun lalu ikut arisan ibu2 komplek,tahun ini bubar hehehe, duh arisan ga seberapai modal jamuannya lbh mahal disini, saya sampai beli piring khusus buat jamu tetangga komplek, krn tipe ibu2 julid jg berkeliaran disini, apalagi kl isi rumah dianggap biasa2 saja:D jd stop arisan2 lg ga pusing heheh

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak rahma, yg tadinya katanya buat silaturahmi malah jadi menyimpang

Enny Law mengatakan...

blm pernah ikut arisan sih. Soalnya aku males ketemu org banyak, hihi.

Tira Soekardi mengatakan...

oh begitu tah mbak enny, biasanya suka diajak kl arisan rt atau rw gak?

Blogger Surabaya | Rey - reyneraea.com mengatakan...

Nah bener kata Mak Rahma itu, arisan malah bikin rempong, malah berpotensi jadi ajang saling julid hahaha

Tira Soekardi mengatakan...

iya mbak reyne, makanya aku pilih2 yg memang wajib saja spt arisan di kantor suami

Mochammad Faizun mengatakan...

Sebenarnya, apasih tujuan arisan ituh.

Tira Soekardi mengatakan...

katanya sih baut sialturahmi mas faizun tp kenytaannya suka melenceng jadinya

Herva Yulyanti mengatakan...

aku masih bertahan di arisan keluarga bu sebagai wadah silaturahmi juga mengenalkan ini loh sodara kita gitu

Nurul Sufitri mengatakan...

Aku tuh udah ga join arisan sejak tahun lalu. Habis deh ga ada urusan perduitan grup ibu2 lagi hehehe, enak ga pusing dan ga ada tuntutan kudu pakai DC apa.

Rika Amelina mengatakan...

Aku pernahnya ikut arisan barang. Jadi barang jutaan itu bisa kita cicil lewat arisan. Itu memudahkan aku sih waktu itu, jadi bisa dapet barang lumayan mahal dengan mencicil. Nah tanpa melibatkan CC atau Pinjol, bisa lewat arisan.

Tira Soekardi mengatakan...

iya mab herva, sambil memperkenalkan anak sama saudara2 lainnya ya

Tira Soekardi mengatakan...

jadi lebih enak ya mbak nurul

Tira Soekardi mengatakan...

nah mbak rika, asal yang lainnya tertib bayar ya

Blogger mengatakan...

As claimed by Stanford Medical, It is in fact the one and ONLY reason women in this country get to live 10 years longer and weigh 42 lbs less than us.

(Just so you know, it is not related to genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING about "how" they are eating.)

BTW, I said "HOW", not "WHAT"...

Click on this link to find out if this short quiz can help you decipher your real weight loss potential

Posting Komentar