Minggu, 05 Mei 2019

Kesunyian Telaga Warna Dieng




Telaga Warna. Telaga warna yang ada di daerah Dieng tepatnya di wilayah Dieng Wetan, kecamatan Kejajar , kabupaten Wonosobo. Telaga yang selalu ditemani dengan kesunyian dan pepohonan yang mengelilinginya. Dan keindahan yang terlihat dari tenangnya air telaga ini. Di sebelah telaga warna juga terdapat telaga yang lebih kecil yang dikenal dengan telaga Pengilon. Kenapa diberi nama dengan telaga warna karena keunikan dari telaga ini. Karena telaga ini memiliki banyak warna yang bisa dilihat tergantung dari sudut pandang,jarak pandang dan cuaca. Warna yang bisa dilihat , warna kuning, warna pelangi kadang berwarna hijau atau biru laut. Bisa berubah-ubah hal ini disebabkan kadar sulfur di dalam air yang cukup tinggi. Sehingga saat endapan sulfur ini terkena cahaya matahari akan membias menjadi warna warna indah . Nah , beda dengan telaga Pengilon yang berada di sebelah telaga warna,yang sering disebut dengan telaga kembar. Air dari telaga Pengilon tak dipengaruhi oleh telaga warna, makanya airnya jernih sekali karena kandungan sulfurnya rendah sekali.Makanya air dari telaga Pengilonlah yang digunakan masarakat untuk irigasi.


Di balik keindahan telaga warna ini ada cerita legenda yang masih dipercaya masarakat Dieng. Ceritanya di sana terdapat ratu yang berkausa yang memiliki putri cantik. Saking cantiknya ada dua ksatria ingin melamar putrinya. Akhirnya diadakan lomba untuk membuat telaga bagi ke dua ksatria tersebut.siapa yang paling cepat dia yang menang. Ternyata yang memang adalah ksatria yang pertama yang bisa membuat telaga Menjer sedangkan ksatria kedua telaga Pengilon harus mengakui kekalahannya. Akhirnya terjadilah pernikahan antara putrinya dan ksatria pertama. Belum berselang dua hari ratu berjalan-jalan di Dieng dan melihat ada telaga yang airnya jernih, tenang. Ratu mencari tahu siapa yang membuatnya ternyata ksatria yang kedua. Ratu memanggil menantunya ksatria yang pertama dan mengutuknya menjadi naga penjaga samudra. Dan kasatria kedua akhirnya menikah dengan putri dari ratu. Suatu hari ratu dan putri mandi di telaga Pengilon karena terpukau dengan keindahannya. Mereka menaruh pakaiannya di batang pohon. Tiba-tiba saja ada angin kencang yang menerbangkan pakaian mereka yang berwarna warni ke arah telaga yang satunya lagi.Akibatnya telaga itu menjadi warna warni , makanya dikenal dengan nama telaga warna.


Jadi lebih baik datang ke telaga ini pagi hari ya. Akan lebih terasa keindahannya. Dari pintu masuk sudah disambut dengan jajaran bunga-bunga yang indah. Sampailah di telaga warna yang indah tersembunyi di balik pepohonan yang berjejer mengelilingi telaga. Pagi ini warna telaga hijau kebiruan. Hamparan air terbentang luas , tenang. Dan ada papan kayu yang menjorok ke telaga dan digunakan untuk spot foto cantik . Akan tampak berada di atas telaga. Ada juga ayunan untuk di foto di sana. Dari sana kita bisa menyusuri sambil mengelilingi telaga . Ada jalan kecil yang bisa kita pakai untuk mengelilingi telaga. Dan di balik telaga ada telaga yang lebih kecil lagi yang dikenal dengan telaga Pengilon. Dan di sana juga terdapat beberapa gua-gua. Hanya saja tak mengitari sampai selesai tapi berbalik kembali ke arah awal dan menyusuri dengan arah yang berlawanan. Masih sejuk , bukan saja karena udaranya yang memang sejuk juga karena pohon-pohon yang tinggi yang banyak ada di sekeliling telaga.


Nah, keindahan telaga warna dengan kesunyiannya patut jadi destinasi yang harus dikunjungi. Dan aku mah , banyak puisi yang aku buat di sini. Melihat panorama dari banyak sudut pandang dari telaga, dari balik pepohonan membuat rangkaian kata bisa aku tulis dalam ingatanku. Sampai rumah banyak puisi yang tercipta dari keindahan telaga ini.


19 komentar:

Maseko Sakazawa mengatakan...

Aah.. bikin penasaran sama lokasinya.. kapan bisa ke sana ya?

Rai Vinsmoke mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Tira Soekardi mengatakan...

main mbak maseko di sana banyak wisatanya

Nugraha Fauzi mengatakan...

Terakhir kesana dulu waktu studi wisata jaman SMA dan baca ini jadi serasa nostalgia dan kangen ... Hehe

Eri Udiyawati mengatakan...

Senengnya sudah main ke Telaga Warna, Dieng. Saya baru bisa main ke Candi Arjuna saja, belum sempet ke Telaga Warna.

Cerita rakyat tentang telaga tersebut cukup menarik juga ya. Penasaran dengan pemuda yang dikutuk menjadi naga penjaga lautan. Bagaimana nasibnya ya..

Telaga Pangilon memang jernih banget airnya, cocok untuk irigasi dan pengairan lainnya.

Mama Indri mengatakan...

pernah kesana sayangnya pas airnya surut akibat kemarau lumayan panjang malah bisa buat foto sih di tempat yg surut tadi tapi kalau kelamaan bahaya bisa amblas kaki ke dalam

Enny Mamito mengatakan...

Cakepp banget tempatnya mba. Adeemm gitu yaa :)

Tira Soekardi mengatakan...

wah sudah lama ya mas nugraha

Tira Soekardi mengatakan...

wah padahal dari candi arjuna itu sudah dekat mbak eri

Tira Soekardi mengatakan...

oh bgeitu ya mama indri, kalau aku sih datang pagi2 dan indah terlihatnya

Tira Soekardi mengatakan...

betul mbak enny

Nurul Sufitri mengatakan...

Aku belum pernah ke Dieng nih. Kepengen sih ajak keluarga dan orangtua biar tau Dieng. Kabarnya suhu mencapai minus 10 derajat celcius, benar kah? Kalau di telaga ini gimana bun?

Tira Soekardi mengatakan...

nah enaknya mbak nurul, di dieng objek wisata banyak dan berdekatan jd bisa banyak yg bisa dilihat malah aku saja banyak yg gak ada waktu buat lihat semuanya

Himawan Sant mengatakan...

Waktu disana sempat melihat keberadaan gua-gua untuk semedi ngga, kak ?.

Seingatku nama guanya ada gua Jaran, gua Semar, dllnya.

ibusuri mengatakan...

Makasing sharingnya :)

Tira Soekardi mengatakan...

sama2 ibu suri

Tira Soekardi mengatakan...

gak sampai ke sana mas himawan, gak tahu aku kalau ke telaga itu suka merinding bulu kuduknya, dan ke arah gua itu pohon2nya rapat , jd agak takut ke sananya

pecila mengatakan...

untung waktu mandi si putri ga pake baju warna hitam, kalau pake baju warna hitam maka hitamlah sudah danaunya :D

Tira Soekardi mengatakan...

ha, ha bisa saja pecila

Posting Komentar