Kamis, 05 Juli 2012
Cagar alam Pananjung terdapat di kawasan pantai Pangandaran, banyak sumber daya hayati flora dan fauna. Hutan pantai terdapat di bagian timur dan barat pantai, dipenuhi beberapa hewan seperti biawak, monyet , kijang dan banteng. Cagar alam ini bisa dikunjungi dari pintu masuk yang ada di pantai timur dan bisa juga masuk dari pasir putih atau yang naik perahu mengelilingi cagar alam bisa masuk dari sisi timur cagar alam..
Karena kita mengikuti wisata mengelilingi cagar alam sehingga masuk cagar alam dari sisi timur cagar alam
. Pertama yang dikunjungi adalah sumber mata air Cirengganis yang katanya bila cuci muka disini bisa awet muda. Ternyata dulunya merupakan tempat pemandian kepunyaan raja yang benama Raja Mantri. Suatu hari dia melihat ada Dewi Rengganis beserta inang-inangnya sedang mandi di sana, lalu dia mengambil selendang Dewi Rengganis. Karena merasa kehilangan Dewi membuat sayembara dan berjanji jika yang menemukan perempuan akan dijaadikan saudaranya dan jika pria akan dijaadikan suaminya.
Ada lagi Gua Panggung yang sisi lainnya menghadap laut karena terlihat genangan
air di bagian yang agak ujung. Disini dulunya ada laki-laki yang disebut dengan Embah Jaga Lautan/Kiai Pancing Bener yang ditugaskan untuk menjaga pantai di Jawa Barat dan seluruh pantai di Indonesia. Berjalan dari gua Panggung terdapat pohon roket karena berbentuk seperti roket, dan dari situ terlihat Batu Kalde, berupa batu-batuan yang menyerupai candi dan masih ada batuan lain yang masih terpendam di dalam tanah. Sering disebut dengan Sapi Gumarang karena katanya disana tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi sapi yang gagah berani dan sakti. Sapi Gumarang adalah seorang nahkoda kapal.
Sesampainya di gua Parat/Keramat kita harus pakai senter karena gelap
Di sana tempat bertapa pangeran dari Mesir yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad) dan Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung, Pangeran Raja Sumenda. Di depan gua tersebut terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa Syekh Ahmad dan Syekh Muhammad menghilang(tilem). Dari kuburan di atas mau masuk gua kita harus merunduk karena mulut gua pendek, setelah itu akan terlihat batu krisal yang berkelap-kelip seperti kristal. Dan banyak staglatit dan staglamit yang mempunyai bentuk berbeda. Ada yang berbentuk seperti unta , yang katanya kalau di foto disana bisa naik haji (nah berfotolah berdua , kali-kali bisa naik haji), ada juag yang berbentuk seperti bentu kelamun wanita dan pria dan yang berfoto disana katanya bisa cepat dapat jodoh ( wah, yag pantes foto di sini si Adit deh, biar cepet dapat jodoh ), Juga terdapat staglatit yang memanjang ke bawah dan tepat di bawahnya ada staglamit yang berbentuk lingkaran seperti bola mata, yang sering dipakai shooting mak lampir dimana mak lampir sering lihat musuh-musuhnya dari staglamit yang berbentuk lingkaran ini. Ada lagi batuan yang ila ditepuk mengeluarkan suara gendang dan gamelan.
Terakhir gua Lanang dulunya merupakan keraton pertama kerajaan Galuh sedangkan keraton yang kedua di Karang Kamulyan di Ciamis, raja Galuh adalah seorang laki-laki (lanang) yang sedang berkelana. Tak terasa menyusuri gua-gua yang terdapat di cagar alam sudah berakhir, cape tapi terbayar dengan indahnya staglatit dan staglamit yang ada di gua-gua tersebut yang menakjubkan.
Label: jalan-jalan
Rabu, 04 Juli 2012
Menjelang siang di pantai Pangandaran kami ditawari untuk mengelilingi cagar alam dengan perahu. Setelah harga sudah disetujui, kami naik perahu kecil untuk wisata keliling cagar alam. Ternyata tidak terpikirkan bahwa kami harus melewati laut lepas dengan waktu tempuh kira-kira satu jam. Sesampainya di laut lepas, mulailah perahu terombang-ambing oleh ombak yang begitu besar dan ternyata tingginya antara 1,5 meter sampai 2 meter (ini baru kita tahu setelah sampai di tujuan ). Kadang-kadang perahu ada di atas ombak lalu terjatuh tiba-tiba dengan kerasnya sehingga perut mual dan kepala pusing sehingga apa yang diterangkan pemandu kami sudah tidak diperhatikan lagi, apalagi adrenalin kami semakin meningkat. Rasa taut dan cemas mulai menghampiri kami karena perjalanannya sangat lama.
Sebetulnya yang kita lewati menarik tetapi karena tegang sehingga detailnya kurang diperhatikan secara seksama. Melewati dinding terjal yang ada di bibir pantai yang eksotis. Ada beberapa batu yang diberi nama sesuai denagn bentuknya, seperti batu kodok karena berbentuk kodok,batu kingkong karena berbentuk seperti kingkong, batu buaya karena berbentuk seperti buaya. Tapi yang paling menarik adalah batu layar yang berdiri tegak nan indah.
Ada yang aneh yaitu batu yang berdiri tegak seperti orang yang katanya seperti cerita maling kundang. Ketika terlihat dari jauh kelihatan batu itu berdiri tegak tapi ketika berada tepat di depan batu tersebut batunya tidak kelihatan tapi setelah menjauh kembali terlihat berdiri tegak kembali. Setelah itu terlewati juga karang bolong yang banyak terdapat kelelawar yang akan keluar pada malam hari, juga terdapat sarang brung walet yang sekarang dikelola oleh pemda setempat. Di sana juga air terjun yang pada saat kemarau airnya kering cuma terlihat batas aliran air di dinding tebing.
Disana juga melewati tempat dimana penduduk setempat mengambil rebon untuk membuat terasi yang berjajar panjang di sebelah timur cagar alam berupa tonggak-tonggak kayu yang berjajar berbentuk segiempat dan diatasnya ada rumah kecil dan di bawahnya terdapat jaring untuk menagmbil rebon. Sampailah di bagian sis timur cagar alam yang disambut denagn monyet-monyet yang tinggal di hutan disana. Pengalaman yang tidak terlupakan walau adrenalin meningkat,dan harus pusing dan mual karena terombang-ambing oleh ombak yang tinggi. tapi tersadar betapa nelayan untuk mencari nafkah harus melewati ombak yang begitu besar yang katanya lebih tinggi dibandingkan yang kami hadapi. Astaga........kok ya berani-beraninya kami ikut wisata ini....tapi yang jelas rasanya plong yang kami rasakan setelah sampai tujuan.
Label: jalan-jalan
Selasa, 03 Juli 2012
Pantai Pangandaran ada di Desa Pananjung, kecamatabn Pangandaran, kabupten Ciamis, ternyata menurut Asia Rooms merupakan pantai terbaik di pulau Jawa. Kontur pantai Pangandaran yang landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan untuk berenang lebih lama.
Penginapan disana begitu banyak mulai dari pantai barat sampai pantai timur. Mulai dengan harga yang
murah sampai dengan yang mahal, bisa memilih sesuai dengan kocek dan dana yang ada. Wisata air di Pangandaran sangat bervariasi, mulai dari berenang dan bermain air yang bisa dilakukan di pantai barat yang ombaknya tidak terlalu besar. Di pantai timur di bibir pantai terdapat batu-batuan pemecah ombak sehingga tidak bisa dipakai untuk berenang , tapi disini dipakai untuk melakukan aktivitas jetski, banana boats. Selain itu wisata kuliner juga banyak terdapat disana terutama rumah makan seafood yang super murah.
Dari pantai Barat kita bisa menyeberangi ke pasir putih dimana disana hamparan
pasir yang berwarna putih denagn air yang sangat tenang, Disini bisa melakukan snorkeling dimana bisa melihat ikan-ikan yang terdapat di dalam laut. Dan tidak perlu takut karena ada pemandu yang bisa mengajari dan membimbing bersnorkeling.
Selain wisata air disan juga disediakan sepeda tandem,ATV, kuda tunggang. Mau punya tatto, disana beberapa lapak menyediakan pembuatan tatto baik yang permanen atau yang temporary dengan motif-motif baik untuk anak-anak sampai dewasa. Mau berbelanja banyak kios-kios yang berjejer yang menjual pernak-pernik dari kerang, kaos-kaos, baju, celana atau bisa ke pasar ikan yang ada di pantai timur yang menjual ikan laut segar atau yang sudah diolah.
Ternyata pantai Pangandaran sangat komplit sebagai objek wisata di daerah Ciamis dan tidak kalah dengan Bali karena harga yang terjangkau dan patut untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
Label: jalan-jalan
Senin, 02 Juli 2012
Kalau berwisata ke Ciamis jangan lupa untuk kunjungi Cukang Taneuh atau Grand Canyon. Grand Canyon atau disana lebih disebut dengan Green Canyon ada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang Kabupaten Ciamis. Sebelumnya disebut dengan Cukang Taneuh yang berarti jembatan tanah karena diatas lembah dan jurang terdapat jembatan dari tanah yang digunakan petani untuk menengok kebunnya. Baru setelah tahun 1993 nama Grand Canyon dipopulerkan oleh warga Perancis.
Untuk melihat Green Canyon kita harus menyewa perahu dengan waktu 45 menit untuk perjalanan bolak-
balik. Dari awal perjalanan sudah disuguhi dengan pepohonan di kiri, kanan sungai Cijulang. Diapit oleh dua bukit yang terdiri dari pepohonan dan batuan yang hijau membentuk jurang yang eksotis. Sepi dan senyap hanya terdengar suara mesin dari perahu dan cicit burung-burung disana.
Dari kejauhan sudah terlihat batu-bauan di sela-sela pohon-pohon yang membentuk indah . Aliran sungai
Cijulang juga menembus gua yang punya keindahan staglatit dan staglamit yang mempesona dimana dari atas keluar air yang menetes terus menerus seperti hujan yang merupakan tetesan air dari sumber alami sehingga disebut hujan abadi karena terus mengalir dari atas tak berhenti.
Sampailah di ujung perjalanan perahu, dari sini diberi kesempatan untuk berenang sampai ujung dari sungai ini. Benar-benar pesona batuan dan tetesan air yang menetes serta sinar matahari yang menembus di sela-sela pepohonan yang memberikan suasana indah bahkan sering terjadi pelangi.
Perjalanan yang singkat tapi membekas di hati dan tak pernah terlupakan, betapa indahnya pemandangan yang sangat alami ini membuat hati kita penuh denagn kekaguman atas ciptaan Allah ini...
Label: jalan-jalan
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)