Jumat, 25 April 2014
Gambar di ambil di sini
Ikhlas terhadap
sesuatu memang susah-susah gampang, kadang terlihat mudah tapi setelah dijalani
ternyata sulit sekali, kadang di hati kecil masih sering ada pemberontakan.
Tapi dengan berjalannya waktu , saya bisa melakoni segala sesuatu dengan ihklas.
Banyak pengalaman hidup saya dimana saya harus berjuang untuk melepaskan
sesuatu dengan ihklas untuk sesuatu yang lain yang lebih utama. Banyak
perdebatan dalam hati sebelum sampai pada keputusan yang diambil dan keputusan
itu tak pernah saya sesali.
Bulan lalu saat
saya berpergian ke Kuningan , melewati peternakan ayam petelur tempat saya dulu
bekerja. Masih terbayang saat saya bekerja di sana dengan perasaan bangga
karena saya bisa bekerja sesuai dengan pendidikan saya di fakultas kedokteran hewan.
Dan di sana pula saya mengambil keputusan besar yang sangat memerlukan
keikhlasan tinggi karena perjuanagan untuk itu sangat berat, banyak pergolakan
batin yang maha dasyat dalam diri saya, sampai-sampai saya sulit untuk tidur
dan penyakit maagku juga kambuh. Jadi terbayang kisah saat saya masih bekerja di peternakan ayam
itu.
Gambar ambil di sini
Dunia kedokteran hewan adalah impianku, oleh
sebab itu saya bekerja di peternakan
ayam petelur yang memelihara hampair 100.ribu ekor ayam yang terdiri dari ayam
petelur dan ayam yang masih kecil. Pekerejaan yang sangat menyita waktu apalagi
kalau ayam-ayamnya sakit atau harus vaksinasi, maka penyuntikan dan vaksinasi
dilakukan sore sampai malam. Tetapi itu tak membuatku patah arang dengan
kelelahan, aku masih bisa menjalani dengan baik. Saat anak pertamaku lahir aku
juga tetap kerja di peternakan ayam , tapi itu tak masalah karena aku masih
bisa mengurus anak dan bekerja secara bersamaan. Sampai suatu saat, aku tak
bisa minta ijin kerja karena waktu itu ayam-ayam terkena CRD atau penyakit
ngorok, padahal di rumah anakku sudah tiga hari demam tidak turun-turun.
Akhirnya aku memaksa untuk kerja karena bila terjadi kematian ayam yang banyak,
itu semua tanggung jawab saya sebagai tenaga kesehatannya. Baru separuh kandang
aku suntik, suamiku menyusul dan mengatakan anakku di bawa ke rumah sakit
karena muntah-muntah terus. Aku tergesa-gesa ke rumah sakit, di sana kulihat
anakku terbaring lemah dengan infus di kepalanya. Hampir lima hari anakku
dirawat dan diagnosa adanya infeksi pencernaan. Aku heran karena selama ini aku
selalu menginstruksikan pembantu untuk tidak memberi makanan lain selain yang
saya berikan. Tapi saya tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Saya melihat wajah anakku menjadi tirus
padahal biasanya pipinya gembil, dan waktu saya harus masuk kerja lagi rasanya
sulit sekali untuk melangkahkan kakiku. Banyak sekali perenungan dan akhirnya saya
memutuskan untuk berhenti kerja untuk sementara fokus pada anak. Rasanya waktu
itu , saya merasa sudah ikhlas tapi kenyataan tidak, dari yang biasa kerja
sekarang hanya diam saja di rumah membuatku menjadi uring-uringan dan mudah
tersinggung. Tapi untungnya suamiku begitu pengertian sehingga dia tak pernah
marah saat saya mulai uring-uringan tapi dia selalu mengatakan kalau itu
keputusanku bukan dia. Benar juga saya yang memutuskan bukan suamiku. Kadang-kadang
terbersit untuk kembali apalagi peternakan ayam itu selalu mengiming-imingku
gaji yang lebih besar karena mereka belum mendapatkan penggantinya . Dan itu
membuatku semakin terpuruk bahkan saya sulit untuk tidur dan maagku kambuh, dan
itu membuat kesehatanku menurun drastis. Pergolakan batin yang maha dasyat
antara keinginan untuk meneruskan pekerjaan atau mengurus anak. Akhirnya
perlahan-lahan saya mulai bisa mengikhlaskan
pekerjaan sebagai dokter hewan. Ternyata itu membuatku menjadi lebih tenang dan
lebih fokus mengasuh anakku. Justru keikhlasanku inilah yang membuatku punya
peluang lain dalam hidupku.
Gambar di ambil dari sini
Peluang itu
adalah membuka praktek dokter hewan ,
tapi saya bertekad bahwa prioritas utama adalah anak. Baru beberapa bulan saya membuka praktek ternyata pasienku semakin banyak dan seringkali pemilik hewan ingin saya yang mengunjunginya karena hewannya sulit
untuk dibawa. Biasanya saya selalu
mengajak anakku untuk mengobati anjing atau kucing. saya merasakan kegembiraan,
di saat mulai mengikhlaskan satu
pekerjaanku hilang tapi saya mendapatkan pekerjaan lain yang menyenangkan dan
anakku juga tetap ada dalam pengawasanku.
Inilah salah
satu keikhlasan yang pernah saya lakukan, dan saat mulai mengikhlaskan pekerjaan itu hilang ,
saya merasakan perasaan yang lebih tenang. Justru saat perasaanku tenang itu
ada peluang lain untuk saya kerjakan untuk menggantikan yang lama yang telah
kulepaskan.
Jadi jika dalam
hidup kita ada pilihan yang harus kita ihklaskan untuk kepentingan bersama ,
mengapa tidak kita lakukan kalau itu demi kebaikan bersama. Jadi tunggu apa
lagi, ikhlaskan saja apa yang sudah menjadi milik kita kalau itu untuk kepentingan bersama!!!!.
Tulisan ini
diikut sertakan dalam GIVEAWAY TENTANG IKHLAS
Label: Event GA Tentang Ikhlas
Selasa, 22 April 2014
Hasil tulisan giveaway saya satukan dan jadilah kumpulan artikel menarik "Semua Tentang Dongeng Anak"
Salam Mendongeng!!!
Ternyata dari
hasil giveawayku yang pertama tidaklah mengecewakan, terkumpul 43 tulisan yang
sungguh membawa manfaat terutama bagi saya sendiri, karena banyak referensi
yang bisa saya kumpulkan dari pengalaman teman-teman yang berhubungan dengan
dongeng. Eh, iseng-iseng tulisan teman-teman saya kumpulkan jadi satu dan saya
jilid dengan cover yang bertuliskan
Semua Tentang Dongeng Anak. Kemudian saya baca-baca satu demi satu dan
menurut saya setiap tulisan punya daya tarik sendiri karena ditulis dengan
orang yang berbeda dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan gaya
tulisan yang berbeda. Tapi sungguh , saya memuji tulisan-tulisan yang masuk dan
sulit sekali mencari yang bagus di antara yang bagus-bagus. Lain waktu saya
pernah menjadi juri lomba esai yang diadakan mahasiswa IPB, ternyata lebih
sulit menilai hasil giveaway saya.
Ini beberapa
yang saya kagumi dari tulisan-tulisan yang masuk:
1.
Rata-rata yang menulis sudah punya kesadaran kalau
dongeng itu banyak manfaatnya dan itu terbukti dari banyak cerita yang dibuat
sendiri, ada yang masih teringat dongeng orang tuanya sampai terpartri dalam
alam bawah sadarnya, bahkan sudah ada yang menulis dongeng dalam buku antologi
atau solo.
2.
Ada lagi yang saya heran , ada seorang mak dengan anak
yang menurutku superaktif saat mau tidur (diperlihatkan dalam foto-fotonya,
anaknya bercanda di kasur, naik-naik kursi) tapi setelah didongengkan mereka
akan tidur dengan tertib mendengarkan dongeng ibunya, sungguh ajaib kekuatan
dongeng!!!!!
3.
Ada lagi yang sudah oma-oma tapi masih rajin
mendongengkan buat cucunya dan aktif di sebuah komunitas mendongeng, wih..bikin saya berdecak
kagum!!!!
4.
Dan ternyata mendongeng juga bukan hanya dilakukan oleh
perempuan, banyak cerita bahwa mereka sering didongengkan oleh ayah atau kakeknya.
Keren juga ya ,kalau bapak-bapak juga punya peran ikut serta mendongeng, bahkan
dalam beberapa tulisan diperlihatkan foto seorang bapak yang akhirnya tertidur
bersama anaknya setelah mendongeng bersama anaknya, so sweet!!!!!
5.
Tulisan dari seorang penulis yang gemar traveling dan
saat dia bersama dengan klien yang diajak traveling sering menceritakan
dongeng-dongeng rakyat setempat, dan menurutku ini bagus karena memperkenalkan
dongeng-dongeng asli Indonesia.
6.
Juga banyak tulisan yang menceritakan dongeng-dongeng
asli Indonesia yang saya sendiri baru tahu, dan menurut saya pelu dilestarikan
agar dongeng tersebut tak hilang dimakan jaman.
Pokoknya semua
sangat menarik, gak percaya, suamiku bukan tipe orang yang doyan baca, tapi
saat membaca tulisan-tulisan hasil giveaway , dia bisa duduk anteng membacanya.
Saya sendiri sampai terheran-heran, artinya tulisan-tulisan yang ada termasuk sangat
berkesan baginya.
Nah , gak sabar
kan menunggu hasilnya. Inilah pemenang giveaway Semua Tentang Dongeng Anak:
1.
.Winda Camelita .mendapatkan kain batik trusmi Cirebonan
2.
.Ruziana mendapatkan kain batik trusmi Cirebonan
3.
.Ahmad Firdaus mendapatkan satu paket berisi buku
kumpulan dongeng anak karya saya dan buku cerita anak dari penerbit Mizan.
4.
.Puji Aruningsih mendapatkan satu paket berisi buku
kumpulan dongeng anak karya saya dan buku cerita anak dari penerbit Mizan
5.
.Susanti Dewi mendapatkan satu paket berisi buku
kumpulan dongen anak dan buku cerita anak dari penerbit Mizan
Bagi pemenang , silahkan dikirim data lengkap, nama, alamat lengkap dengan kode posnya dan no hp via inbox FB saya Hastira Soekardi atau via email hastira @gmail.com
Bagi pemenang , silahkan dikirim data lengkap, nama, alamat lengkap dengan kode posnya dan no hp via inbox FB saya Hastira Soekardi atau via email hastira @gmail.com
Saya mengucapkan
terimakasih atas partispasi dari teman-teman sekalian, dan tulisan-tulisan ini
sangat berguna bagi saya sebagai masukan yang berarti. Mudah-mudahan lebih
banyak lagi orang yang merasakan kalau dongeng itu banyak manfaat dan dongeng
bisa sebagai sarana belajar bagi anak-anak dan kedekatan antara anak dan
orangtua. Salam Mendongeng!!!!
Label: pengumuman event
Senin, 21 April 2014
Foto Bersama , sebetulnya kalau cuaca cerah di belakang tampak Gunung Ciremai
Untuk kelas 3
IPA ujian praktikum kimia diadakan di laboratorium susu di Cigugur Kuningan.
Kebetulan sekali saya kenal dengan pemilik laboratorium susu tersebut. Mengapa
saya mengadakan ujian praktek kimia di luar sekolah dengan tujuan agar siswa
tahu bahwa ilmu kimia mempunyai peran juga dalam peternakan sapi perah untuk
menguji kadar lemak dan protein susu sapi. Nah, agar mereka setelah ujian tidak
stres makanya saya beri obat anti galau buat mereka yaitu mengunjungi waduk
Darma yang tidak terlalu jauh dari laboratorium susu hanya setengah jam
perjalanan.
Waduk Darma
sendiri terletak di sebelah barat daya kota Kuningan tepatnya di kecamatan
Darma. Di sebelah utaranya tampak terlihat gunung Ciremai yang berdiri kokoh .
Menurut cerita waduk Darma ini sudah ada dari dulu tapi dulu hanya berupa
situ/danau kecil, dan di tengah-tengahnya terdapat mata air Cihanyir .Menurut
legendanya waduk ini dibuat oleh mbah Satori dan air yang dipakai berasal dari
mata air Cihanyir dan dari hulu sungai Cisanggarung. Mbah Satori ini membuat
waduk ini untuk tempat bermain putranya Pangeran Gencay dan untuk memelihara
ikan.
Pemandangan waduk Darma, sayang banyak kabut sehingga kurang jelas
Pada waktu akan
membuat waduk dia memerlukan pekerja
yang banyak sehingga membutuhkan konsumsi yang banyak pula, sehingga ada tempat
untuk menanak nasi di suatu bukit dekat desa Darma yaitu desa Kawah Manuk dan
dikenal dengan bukit Pangliwetan.Dan sampai sekarang tempat menanak nasi masih
ada berupa onggokan tanah yang berupa congcot (nasi tumpeng) dan tak pernah hilang
walau dirusak manusia sekalipun akan tetap ada dalam bentuk onggokan.
Setelah selesai
membuat waduk mbah Satori membuat perahu yang besar dengan ukuran 20x7 meter
yang digunakan bermain oleh Pangeran Gencay yang diiringi gamelan yang dimainkan oleh penduduk
sekitar dan tempat penduduk memainkan
gamelannya dikenal dengan nama Muncul Goong. Tapi saat bulan purnama perahu
yang dinaiki oleh pangeran Gencay tenggelam/ karam. Akibat kedukaan yang
mendalam mbah Satori menyuruh waduk
tersebut dibobol agar tidak membahayakan anak cucu. Akhirnya jenasah pangeran Gencay
ditemukan di suatu tempat yang diberi nama Muncul Bangke (Munjul =tempat yang
menonjol, bangke=bangkai) yang akhirnya dimakamkan di desa Jagara. Sedangkan
tempat tenggelamnya pangeran Gencay dikenal dengan Labuhan Bulan karena
perahunya tenggelam saat bulan purnama.
Di atas perahu
Nah, saat
pemerintahan Belanda tanah yang akan dijadikan waduk ini dibayar tunai dengan
membayar tanah rakyat, tapi proyek ini dihentikan keburu tentara Jepang
masuk dan tahun 1954 oleh presiden
Soekarno dilanjutkan pembangunan waduk Darmanya .Waduk Darma ini berguna untuk
menampung air untuk irigasi dan perikanan dan bisa digunakan untuk olahraga dan
rekreasi. Memang masuk ke waduk Darma membayar tiket masuk yang relatif murah
Rp 8500 perorang. Kebetulan waktu saya kesana cuaca agak mendung sehingga
gunung Ciremai banyak tertutup kabut, padahal katanya justru keindahan akan
terpancar saat gunung Ciremai tampak. Sebelum berjalan-jalan di sana , saya
memutuskan untuk makan siang dulu, kebetulan anak-anak saya suruh membawa bekal
dari rumah untuk mengirit ongkos dan tak perlu gelar tikar karena di sana ada beberapa gazebo yang terbuat dari kayu.
Tambak ikan milik penduduk setempat
Waktu makan saya
ditawari untuk naik perahu mengelilingi waduk Darma, nah saya sempat berpikir
dulu karena kebetulan saya suka takut kalau naik perahu. Walaupun tidak ada
ombaknya dan kelihatan tenang , tapi menurut cerita pangeran Gencay saja
memakai perahu yang besar saja bisa
tenggelam apalagi ini perahunya kecil. Telinga saya mulai berdenging melihat
anak-anak mulai menyuruhku untuk mengiayakan saja. “ Ayo, ibu, ayo ibu, naik
bu,” teriak mereka. Akhirnya setelah tawar menawar satu perahu dinaiki dua
belas orang dihargai Rp 120.000,- Eh, ternyata ada muridku cowok lagi yang
ternyata juga takut, memang ini anak agak penakutan, berarti saya punya teman.
Saat mengelilingi perahu cuaca agak gerimis dan melewati beberapa tambak ikan
milik penduduk setempat, ada pulau kecil di tengah waduk.Dari kejauhan tampak
samar-samar gunung Ciremai. Memang mengasikan juga mengelilingi waduk dan di
beberapa tempat tampak orang yang sedang memancing ikan. Dan anak-anak
nyeletuk, wah asik nih yang lain pada belajar di kelas, kita jalan-jalan.
Pulau yang berada di tengah waduk
Waktu sudah
turun dari perahu, ada tukang foto yang menawarkan jasanya untuk membidik kami
semua dengan latar belakang gunung Ciremai, melihat contohnya sih bagus, tapi
berhubung cuaca mendung jadi banyak kabut yang menutupi gunung Ciremai sehinga
hasilnya kurang bagus. Di sana juga ada panggung yang kadang ada pertunujuka
kesenian kalau ada acara-acara tertentu dan juga ada tempat bermain anak-anak.
Menurut siswa-siwaku mereka juga masih anak-anak dan mereka boleh bemain ayunan.
Memang pemandangan dengan latar belakang gunung dengan udara yang sejuk tempat
ini cocok untuk refreshing menghilangkan
kepenatan. Mulai deh ini tangan sudah ingin melukiskan keindahan alam dengan
gunung sebagai latar yang eksotis dalam angkaian kata yang puitis. Gak menyesal datang ke sana mendapatkan
kesejukan udara yang berbeda dengan di Cirebon yang panas ditambah dengan
pemandangan alami.
Label: jalan-jalan
Jumat, 11 April 2014
UNFORGETTABLE JOURNEY: Perjalanan Menegangkan Mengelilingi Pulau
9 komentar Diposting oleh Tira Soekardi di 16.00
Semenjak kecil saya selalu berpetualangan melakukan
perjalanan dengan mama dan adik-adikku setiap liburan tiba dan itu sangat
menyenangkan dan membuat kesan tersendiri.
Berpetualangan berlanjut bersama-sama teman-teamn sekolah dan kuliah dan
ini punya sensasi yang berbeda. Sekarang setelah berkeluarga ternyata
perjalanan dengan keluarga itu yang paling menyenangkan. Berpetualangan dengan
teman kerja atau teman yang lain tidak seindah dengan keluarga. Perjalanan
dengan keluarga itu menjadikan kebersamaan semakin erat dan semakin membuat
kami lebih saling mencintai satu sama lain. Apalagi sekarang kedua anak saya
kuliah di luar kota sehingga momen melakukan perjalanan bersama itu menjadi
momen yang paling membahagiakan.
Salah satu perjalanan yang tak pernah saya lupakan adalah
waktu berlibur ke Pangandaran bersama keluarga yaitu mengelilingi cagar alam.
Itu perjalanan yang sebetulnya tidak ada dalam daftar yang harus saya kunjungi,
tapi siang itu ada pria yang menawari naik perahu mengelilingi cagar alam
dengan harga murah. Kebetulan sebelumnya saya sudah pernah naik perahu ke cagar
alam itu hanya memakan wakltu 5 menitan, tapi ini katanya mengelilingi hanya Rp
400.000 sudah termasuk ongkos masuk cagar alam dan melihat aneka pemandangan
sepanjang perjalanan. Tanpa pikir panjang saya iyakan saja , karena saya pikir
seperti yang saya dulu.
Sepuluh menit perjalanan masih tenang , kami masih
tertaw-tawa apalagi kalau wajahnya kecipratan air tapi menjelang lima belas
menit kemudian ternyata kami dibawa ke laut lepas, saya mulai cemas saat ombak
menerjang dan mengangkat perahu dan tiba-tiba dihempaskan ke bawah, saya
menjerit keras-keras.
“Bu,
tenang ya, gak apa-apa ini tinggi ombaknya hanya 2 sampai 3 meter, kalau lagi
cuaca buruk sih bisa sampai 3-5 meter,” kata pemandunya Kami saling pandang dan
ternganga, apalagi perahunya bukan perahu besar tapi kecil. Perut saya mulai terasa mual dan kepala mulai pusing
sehingga apa yang diterangkan pemandu tak banyak tertangkap oleh otakku dan
adrenalin kami semakin meningkat. Kembali rasa cemas semakin memuncak karena
kok perjalanan tidak sampai-sampai, waktu saya tanyakan waktu mengelilingi
cagar alam ini sekitar sejam. Halaaah!!!! Saya terkaget-kaget lama sekali, dan
tiba-tiba perahu terangkat kembali dan dihempaskan ke bawah, dan serentak kami
menjerit, hahhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!
Mau senyum tapi jadi mesem saking takutnya
Sebetulnya pemadangan yang kami lewati cukup bagus tapi
berhubung tegang sehingga detailnya kurang diperhatikan dan penjelasan pemandu
seperti lewat saja dari telinga, sehingga harus saya tanya bolak balik. Kami
melewati dinding terjal yang ada di bibir pantai yang tampak eksotis, tapi
karena perahu yang terombang-ambing kami sulit sekali mengambil foto berkali-kali
foto yang diambil buram. Kami melewati batu-batuan yang diberi nama sesuai dengan
bentuknya, seperti batu kodok karena berbentuk kodok, batu kingkong karena
berbentuk kingkong, batu buaya karena seperti buaya. Tapi yang paling menarik
adalah batu layar yang berdiri tegak . Pemandunya mengarahkan ke arah batu
layar dan harus melewati bebatuan, dan disuruhnya duduk diujung perahu agar
bisa difoto dengan latar belakang batu layar, tapi karena saya takut untuk
bergerak ke ujung perahu sehingga hanya anak laki-lakiku dan suamiku.
Batu kodok menyerupai kodok
Karang Bolong tempat sarang walet dan kelelawar
Batu Kingkong, dari jauh memang kelihatan seperti kingkong tapi setelah didekati seperti ini kok tidak nampak seperti kongkong
Satu lagi yang aneh yaitu batu yang berdiri tegak seperti
orang katanya sih seperti cerita maling kundang. Ketika terlihat dari kejauhan
batu itu terlihat tegak berdiri tapi ketika berada tepat di depan batu itu
batunya tidak kelihatan tapi setelah menjauh kembali terlihat tegak lagi. Aneh
sekali. Setelah itu kami melewati karang bolong yang banyak terdapat kelelawar
yang baru keluar saat malam hari, juga terdapat sarang burung walet yang
dikelola oleh pemda setempat. Setelah itu terlihat air terjun yang pada saat
kemarau tidak tampak airnya cuma
terlihat batas aliran air di dinding tebing, kebetulan waktu itu musim kemarau
sehingga tidak nampak airnya. Tak lama kemudian kami sampai dekat dimana
penduduk setempat mengambil rebon untuk membuat terasi yang berjajar panjang di
sebelah timur cagar alam berupa tongak-tonggak kayu yang berjajar berbentuk
segiempat dan diatasnya terdapat rumah kecil dan di bawahnya terdapat jaring
untuk mengambil rebon. Menurut pemandu jalur laut lepas yang kami lewati sering
digunakan oleh imigran Afghanistan kabur ke Australia.
Tempat penduduk setempat menjaring rebon di laut
Akhirnya setelah sejam perjalanan sampai juga di sisi
timur cagar alam yang disambut dengan monyet-monyet yang tinggal di hutan
lindung . Waktu turun dari perahu rasanya lututku gemetar tapi rasanya lega
banget!!!!!! Pengalaman yang tak terlupakan walau adrenalin meningkat drastis
dan terombang-ambing di lautan, dan saya tak membayangkan para nelayan yang
harus berjuang menangkap ikan dengan ombak yang begitu tinggi yang katanya
lebih tinggi daripada yang kaami lewati. Astaga........kok ya berani-beraninya
ngikutin saran pemandunya...... kalau disuruh mengulang lagi mengelilingi cagar
alam lagi , saya pasti jawabnya ....NO WAY!!!!!!!
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)