Sabtu, 07 Maret 2020
Kereta listrik sudah lama sekali ada. Ingat saat kuliah suka
naik krl dari statsiun Bogor. Waktu itu
mau ke Rangunan mau praktek kerja. Dulu jaman krl masih semrawut tidak seperti
sekarang. Jaman pak Jonan semua diperbaiki mulai dai fasilitas di statsiun,
cara pembayarannya, dan area parkir yang nyaman dan tak ada lagi pedagang di
atas kereta. Lama gak pernah naik krl karena setelah kuliah bekerja jauh dari
kota Jakarta. Dan pertama kali nyoba lagi krl saat sudah dibenahi dengan pak
Jonan. Gara-gara anak laki-lakiku kerja di Jakarta dan tinggal di BSD. Dan
awalnya agak takut juga karena pembayaran tiket menggunakan e.money . Tapi kecanggungan
yang pertama sih pastinya kelihatan, karena kagok dan bikin orang di belakangku
terhambat. Akhirnya jadi sering menggunakan krl. Bahkan kalau sudah lama gak naik krl, kaya kangen gitu.
Dan akhirnya naik krl bagiku kayak wisata sederhana menikmati naik krl. Dan
banyak yang tanya, ya jelas saja gak pernah naik pas jam sibuk dimana penumpang
berjubel. Iya juga sih karena kebanyakan naik krl pas bukan jam sibuk. Tapi
walau bukan jam sibuk juga pernah gak dapat tempat duduk jadi harus berdiri.
Tapi selebihnya aku seperti lagi jalan-jalan menikmati perjalanan naik krl.
Lucu ya, tapi ini nyata kok.
Nah, kebetulan akhir tahun kemarin karena kesibukan
anak-anak dan memang saat liburan sehingga mau jalan-jalan kok waktunay gak
tepat banyak yang sudah penuh hotel dan akomdasi lainnya. Tapi mau banget bisa
kumpul berempat lagi. Akhirnya kepikiran pingin nyobain MRT karena anak
perempuanku belum pernah. Tapi akhirnya kita jalan-jalan menyusuri jalur krl.
Ternyata bisa menikmati juga jalan-jalan wisata pakai krl. Jadi kebetulan aku
dan suami sudah ada duluan di BSD, dan menginap di POP hotel. Dan pagi itu anakku
dari Bandung naik Argo Parahyangan yang pagi dan kami menunggu di statsiun Jatinegara
dan mau jalan-jalan ke kota tua. Jadi rencananya hari pertama mau ke kota tua
dan hari ke dua mau jalan-jalan sehari penuh ke Rangkasbitung.
Kota Tua.
Untuk menuju kota dari statsiun Jatinegara naik krl jurusan
Bekasi –kota. Jadi kita menunggu di statiun Jatinegara. Karena statsiun
Jatinegara lagi direnovasi sehingga banyak jalur yang berubah dan harus banyak
bertanya ke satpam.
Stasiun Jatinegara adalah stasiun kelas besar tipe A yang
terletak di perbatasan Jatinegara dan Matraman.Termasuk ke dalam daerah operasi
I jakarta. Tempat pertemuan tiga jalur yang dilewati kereta api yaitu jalur
Pasar senen, Manggarai dan Bekasi. Statsiun juga dilewati oleh kereta-kereta
api yang keluar koya. Naik yang ke Bekasi –Kota ternyata jalannya lebih lambat
dibanding naik krl jurusan lainnya. Mungkin karena banyak lewat kota yang
banyak persimpangan. Dan sampai di
stasiun Jakarta Kota yang gedungnya dengan atap yang tinngi. Pastinya
peninggalan Belanda . Dan uniknya kereta api parkir dekat sekali ke statsiun.
Kalau saja telat ngerem bakal masuk ke stasiun
Satsiun Jakarta Kota. Stasiun besar tipe A juga dan merupakan
statsiun terbesar di bawah pengelolaan kereta api daerah operasi I jakarta.
Statsiun ini dikenal dengan statsiun Kota atau statsiun Beos. Dulunya bernama
Stasiun Batavia-benedenstad yaitu pada jaman penjajahan Belanda dan masa penjajahan
Jepang diganti dengan nama stassiun Jakarta. Statsiun ini juga sudah ditetapkan
sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan. Dan dari stasiun kota ini menuju
kota tua tinggal jalan kaki saja .
Rangkasbitung
Hari ke dua kami mau menyusri jalur kereta ke arah
Rangkasbitung. Karena menginap di BSD makanya kita mulai perjalanan mulai dari
statsiun Rawa Buntu.
Statsiun Rawa Buntu. Statsiun yang termasuk statsiun kecil
tipe III. Dulunya hanya memiliki satu jalur saja tetapi setelah pengoperasian
jalur ganda Tanah Abang –Serpong tata letaknya diubah dengan menambah satu
jalur lagi, tanpa merobohkan banguan lamanya. Krl yang ke Rangkasbitung itu
berawal dari statsiun Tanah Abang. Pagi itu setelah naik krl ke arah Rankasbitung
ternyata agak penuh sehingga dua anakku berdiri tapi sampai Serpong bisa duduk kembali. Ternyata banyak stasiun yang dilewati. Bahkan
ada stasiun yang kecil dan ada di daerah perkampungan. Statsiunya juga sepi
sekali. Statsiun yang dilewati adalah Serpong, Cisauk, Cisayur,Parung Panajng,
Cilejit, Daru, Tenjo,Tigaraksa, Cikoya. Maja,Citeras dan berakhir di
Rangaksbitung.
Stasiun Rangkasbitung.Termasuk statsiun besar tipe
C.Merupakan stasiun terbesar di Banten dan termasuk daerah operasi I Jakarta.
Dulu ada percabangan menuju Labuan melewati Pandeglang.yang tdaik aktif sejak
tahun 1984. Rencananya akan diaktifkan
kembali karerna banyak penduduk Pandeglang yang membutuhkan alat transportasi.
Ternyata statsiun Rangkasbitung berada di daerah pasar,
sehingga terlihat semrawut. Jalan keluar juga ruwet sekali. Apalagi saat itu
sedang hujan. Becek dan padat sekali.
Dan jalan-jalan di Rangkasbitung gak perlu nyewa mobil tapi cukup dua becak
yang disewa putar-putar kota seharga Rp 50.000. Pulangnaya ditambah bonus Rp
10.000. Sedehana ya jalan-jalan akhir tahunnya. Tapi yang penting bisa kumpul
berempat lagi itu lebih penting dari apapun.
Label: jalan-jalan
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
25 komentar:
wahhh seru banget ya, ramai banget stasiunya
www.rajaunik.co.id
Kesan pertama emang memberikan cerita yang bermakna dan panjang. Bisa menjadi cerita dan kenangan yang tak terlupakan :D
iya, raja unik, sederhana tapi menyenangkan
betul mas andrie
Semenjak pindah ke Jonggol aku kangen naik KRL, bahkan belum sempat nyobain MRT. Kalau ke Jakarta biasanya ada urusan dan lebih gampang naik ojol
Hahaha KRL.
Apa itu??
😊
Di Makassar nggak ada, hehe. Malah di seluruh Sulawesi belum ada kereta.
iya mbak annafi kadang jadi rindu, kalau sdh lama gak ke jakarta jadi rindu pakai krl
mau tau krl itu apa afriant, tanya sama mbah google
bener juga ya mbak novi, katanya mau dibangun kereta juag di sana
Sampe rangkasbitung brati tripnya jauh ya mah tira? Pengen ngajak anak keretaan yang agak jauh, soalnya nyaman jadi betah lama2 di kereta
Waw, senangnya ya jalan2 naik CL bersama keluarga kesampaian juga :) Sekalian dong bun, ngeborong di Jatinegara hahaha trus ke Tanah Abang.
iya mbak dewi, di rangkasbitung walau kota kecil, lumayan buat jalan2. kulinernya bakso malimping, sate bandeng
mbak nurul selalu turun di tanah abang gak pernah mampir takut kesasar, masuk gak bisa keluar nantinya
Sekarang banyak pilihan transportasi umum. Nyaman pula. Saya justru beberapa kali ke Jakarta belum sempat nyoba naik KRL. Seringnya dijemput keluarga sana.
Aku juga suka mbak naik KRL. Murah dan jelas jadwalnya. Tapi aku belum pernah ke Rangkasbitung. Kira2 disana ada wisata apa ya?
iya mbak nur, kok aku suka naik krl , aku anggap lagi jalan2
sehari di rangkasbitung mbak kartika, naik becak saja puter2 kota 50 ribu. ada museum multapuli, ada perpustakaan sayidina , ada situ bale indah. ada rumah batik khas lebak,kulinernya ada bakso malingping, sate bandeng. kalau mau nyewa mobil kira2 satu jam ke kampung baduy. saya gak ke sana krn waktu itu hujan lebat.
kemarin waktu naik krl kebetulan lagi sakit sempat nyesel jga karena berdesakan tapi untung ada yang nawarin tempat dduk jadi selamat.
iya memang kalau jam sibuk pastinya penuh mbak inia, kalau aku selalu jalan2nya pas gak jam sibuk
Liat KRL jadi ingat jaman sekolah dulu. Waktu SMA tiap hari naik KRL dari stadela sampe bojonggede. Kangeeennnn desek-desekan. Wkwkwkwk
Liat KRL jadi ingat jaman sekolah dulu. Waktu SMA tiap hari naik KRL dari stadela sampe bojonggede. Kangeeennnn desek-desekan. Wkwkwkwk
Liat KRL jadi ingat jaman sekolah dulu. Waktu SMA tiap hari naik KRL dari stadela sampe bojonggede. Kangeeennnn desek-desekan. Wkwkwkwk
wah pengalamannya sudah lama ya mbak atin
ayo daftarkan diri anda di AJOQQ :D
menangkan jackpot dengan sebanyak-banyaknya :D
Posting Komentar